HUKUM OHM
Ohm
yang dimaksud diatas bukan om om biasa tetapi Ohm yang luar biasa.
Ohm diambil dari nama tokoh fisika George Simon Ohm. Dia merupakan
ilmuan yang berhasil menentukan hubungan antara beda potensial dengan
arus listrik. Selain tiu dia juga menenmukan bahwa perbandingan
antara beda potensial di suatu beban listrik dengan arus yang
mengalir pada beban listrik tersebut menghasilkan angka yang konstan.
Konstanta ini kemudian di kenal dengan Hambatan listrik (R). Untuk
menghargai jasanya maka satuan Hambatan listrik adalah Ohm (Ω).
Bunyi
hukum Ohm hampir setiap buku berbeda beda, mungkin karena Mbah Ohm
udah keduluan meninggal. Tetapi secara garis besar semuanya hampir
sama, dari hasil semedi sambil membaca buku fisika penulis dapat
merangkum ada 2 bunyi hukum Ohm yaitu :
- Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan). Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm).
- Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.
Keduanya
menghasilkan persamaan yang sama, tinggal anda menyukai dan menyakini
yang mana silakan pilih saja karena keduanya benar dan ada buku
literaturnya.
Fungsi
utama hukum Ohm adalah digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan
dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan
beban listrik tanpa menggunakan Ohmmeter. Kesimpulan akhir hukum Ohm
adalah semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang
dihasilkan. Kemudian konsep yang sering salah pada siswa adalah
hambatan listrik dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik.
Konsep ini salah, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi
olehbesar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang
penampang, luas penampang dan jenis bahan.
Konsep
Hambatan Listrik
Misalkan
kita punya sebatang kawat, maka didalam kawat itu sebenarnya punya
jutaan elektron yang bergerak secara acak dengan kelajuan 10 pangkat
5 m/s. Wah cepat banget ya, itu katanya Prof. Yohanes surya, saya
juga belum lihat elektron. Karena yang bilang Prof ya percaya aja.
Ketika kawat ini tidak kita hubungkan dengan sumber tegangan maka
elektron akan bergerak disekitar tempat nya saja, dia tidak akan bisa
jauh-jauh dari tempatnya semula. Kenapa kok begitu? Karena
disekitarnya berdesak – desakan dengan elektron lain dan juga ada
pengaruh gaya ikat inti (katanya para ahli).
Bagaimana
jika kawat tersebut kita hubungkan dengan sumber tegangan maka
elektron mulai mengalir (bukan bergerak ditempatnya lho) dengan
kelajuan 1 mm/s. Kok bisa mengalir? konon katanya energi yang
diperoleh dari sumber tegangan digunakan elektron untuk berpindah,
dan saat berpindah elektron juga mengeluarkan energi (baca fisika zat
padat). Dalam perjalanannya elektron juga mendapat halangan elektron
– elektron yang lain. Besarnya halangan yang dialami elektron
inilah yang disebut dengan hambatan listrik suatu benda.
Seperti
penjelasan awal tadi Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu
panjang, luas dan jenis bahan. Hambatan berbading lurus dengan
panjang benda, semakin panjang maka semakin besar hambatan suatu
benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas penampang benda,
semakin luas penampangnya maka semakin kecil hambatannya.. Inilah
alasan mengapa kabel tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya
adalah untuk memperkecil hambatan sehingga tegangan bisa mengalir
dengan mudah. Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda
(hambatan jenis) semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar
hambatan benda itu.
Secara
matematika dapat dituliskan : R = ρ.L/A
Dimana
ρ adalah hambatan jenis (ohm/m)
L
adalah panjang benda (m)
A
adalah luas penampang (m kuadrat) biasanya luas penampang bentuknya
lingkaran.
1
Pada
peralatan listrik, kita dapat menemukan rangkaian listrik yang
bercabang
–
cabang.Untuk
menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang
yang dihasilkan olehsumber arus listrik Gustav Kirchhoff (1824
–
4887)
mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapatdigunakan untuk membantu
perhitungan tersebut. Hukum Kirchhoff pertama disebut hukum
titikcabang dan Hukum Kirchhoff kedua disebut hukum loop. Suatu titik
cabang dalam suatu rangkaianadalah tempal benemunya beberapa buah
konduktor. Sebuah loop adalah suatu jalan konduksi yanglertutup.
A.
Hukum
I Kirchhoff
Hukum
ini merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang mengatakan bahwa
jumlahmuatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah
tetap. Secara sederhana, HukumKirchhoff I menyatakan bahwa:Secara
matematis, dapat dituliskanPers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar